“ILMU YANG SEDIKIT NAMUN DIAMALKAN ITU LEBIH BAIK”

Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim laki-laki maupun muslim perempuan sebagaimana wahyu yang pertama kali diturunkan kepada junjungan kita nabi agung Muhammmad SAW melalui perantara malaikat Jibril AS yaitu اِقرَأ yang artinya “Bacalah” didalam kaidah bahasa Arab lafad اِقرَأ  adalah kalimat yang menunjukkan perintah dan adapun perintah dalam Al Qur’an adalah merupakan kewajiban yang diberikan Allah SWT kepada hamba-NYA maka sudah seharusnya perintah itu dilaksanakan dengan penuh kesadaran dan pada hakikatnya perintah Allah SWT tidaklah mungkin merugikan hamba-NYA malah justru menjadikan seorang hamba itu menjadi hamba yang bahagia dan selamat.

     Sebagaimana kita tahu Allah SWT memerintahkan kita tidak boleh mengkonsumsi minuman keras,Allah SWT mengharamkan hamba-NYA untuk meneguk minum-minuman keras karena pada dasarnya didalam minuman keras ada zat membahayakan tubuh dan merusak akal pikiran yang mana akal pikiran yang sehat menjadi tidak sehat menjadi hilang kendali tidak bisa membedakan mana yang hak dan mana yang bathil disebabkan karena minuman keras tersebut maka tentu bukan tanpa alasan Allah SWT melarang hamba-hamba-NYA untuk tidak mengkonsumsi minuman keras dan mengharamkan minuman keras tersebut karena akan menimbulkan dampak yang negatif bagi tubuh dan akal sehat manusia maka bagi seorang hamba menjalankan perintah tuhannya adalah memberikan dampak yang positif bukan sebaliknya.

     Ilmu dipelajari untuk diamalkan, bukan hanya sekedar menambah wawasan dan kepintaran, apalagi jika diniatkan untuk membodoh-bodohi orang lain.

Malik bin Dinar berkata,

من طلب العلم للعمل وفقه الله ومن طلب العلم لغير العمل يزداد بالعلم فخرا

“Barangsiapa yang mencari ilmu (agama) untuk diamalkan, maka Allah akan terus memberi taufik padanya. Sedangkan barangsiapa yang mencari ilmu, bukan untuk diamalkan, maka ilmu itu hanya sebagai kebanggaan (kesombongan)” (Hilyatul Auliya’, 2: 378).

Dalam perkataan lainnya, Malik bin Dinar berkata,

إذا تعلم العبد العلم ليعمل به كسره علمه وإذا تعلم العلم لغير العمل به زاده فخرا

“Jika seorang hamba mempelajari suatu ilmu dengan tujuan untuk diamalkan, maka ilmu itu akan membuatnya semakin merunduk. Namun jika seseorang mempelajari ilmu bukan untuk diamalkan, maka itu hanya akan membuatnya semakin sombong (berbangga diri).” (Hilyatul Auliya’, 2: 372).

Wahb bin Munabbih berkata,

مثل من تعلم علما لا يعمل به كمثل طبيب معه دواء  لا يتداوى به

“Permisalan orang yang memiliki ilmu lantas tidak diamalkan adalah seperti seorang dokter yang memiliki obat namun ia tidak berobat dengannya.” (Hilyatul Auliya’, 4: 71).

Ibrahim Al Harbi berkata,

حملني أبي الى بشر بن الحارث فقال يا أبا نصر ابني هذا مشتهر بكتابة الحديث والعلم فقال لي يا بني هذا العلم ينبغي أن يعمل به فان لم يعمل به كله فمن كل مائتين خمسة مثل زكاة الدراهم

“Ayahku pernah membawaku pada Basyr bin Al Harits, lanta ia berkata, “Wahai Abu Nashr (maksudnya: Basyr bin Al Harits), anakku sudah masyhur dengan penulisan hadits dan ia terkenal sebagai orang yang berilmu.” Lantas Basyr menasehatiku, “Wahai anakku, namanya ilmu itu mesti diamalkan. Jika engkau tidak bisa mengamalkan seluruhnya, amalakanlah 5 dari setiap 200 (ilmu) seperti halnya hitungan dalam zakat dirham -perak- (yaitu 1/40 atau 2,5%).” (Hilyatul Auliya’, 8: 347)

Syaqiq Al Balkhi berkata,

الدخول في العمل بالعلم والثبات فيه بالصبر والتسليم إليه بالإخلاص فمن لم يدخل فيه بعلم فهو جاهل

“Masuk dalam amalan hendaklah diawali dengan ilmu. Lalu terus mengamalkan ilmu tersebut dengan bersabar. Kemudian pasrah dalam berilmu dengan ikhlas. Siapa yang tidak memasuki amal dengan ilmu, maka ia jahil (bodoh).” (Hilyatul Auliya’, 8: 69).

Sufyan bin ‘Uyainah berkata,

ما شيء أضر عليكم من ملوك السوء وعلم لا يعمل به

“Tidak ada sesuatu yang lebih memudhorotkan kalian selain dari raja yang jelek dan ilmu yang tidak diamalkan.” (Hilyatul Auliya’, 7: 287).

‘Abdul Wahid bin Zaid berkata,

من عمل بما علم فتح الله له ما لا يعلم

“Barangsiapa mengamalkan ilmu yang telah ia pelajari, maka Allah akan membuka untuknya hal yang sebelumnya ia tidak tahu.” (Hilyatul Auliya’, 6: 163).

Ma’ruf Al Karkhi berkata,

إذا أراد الله بعبد خيرا فتح الله عليه باب العمل وأغلق عنه باب الجدل وإذا أراد بعبد شرا أغلق عليه باب العمل وفتح عليه باب الجدل

“Jika Allah menginginkan kebaikan pada seorang hamba, Dia akan membuka baginya pintu amal dan akan menutup darinya pintu jidal (suka berdebat atau bantah-bantahan). Jika Allah menginginkan kejelekan pada seorang hamba, Dia akan menutup baginya pintu amal dan akan membuka baginya pintu jidal (suka berdebat)” (Hilyatul Auliya’, 8: 361).

Penulis : Yaman

Teks Pidato Persuasif

Assalamualaikum wr.wb

          Kepada yang terhormat saudara-saudari seiman yang telah hadir dalam pengajian ini. Selanjutnya, mari kita panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT, sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini. Sholawat serta salam senantiasa kita curahkan kepada junjungan nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan ke zaman hi-tech seperti saat ini.

          Sebagai seorang muslim, kita harus beriman kepada Allah, percaya bahwa tiada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Allah SWT menciptakan manusia segumpal darah. Nantinya kita akan  kembali kepada Allah dan semua perbuatan kita akan dihisab. Jika kita mengaku beriman kepada Allah, maka harus melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

          Maka dari itu, untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan keimanan, dapat dilakukan dengan berdzikir. Berdzikir adalah mengingat Allah, mengucapkan pujian-pujian kepada Allah, seperti tasbih, tahmid, tahlil, takbir, istighfar, dsb. Dengan berdzikir, kita akan selalu mengingatb Allah dan merasa diawasi oleh Allah. Sehingga, semua perbuatan kita sesuai dengan perintah Allah dan pasti akan menjauhi larangan-Nya.

          Maka dari itu, marilah kita biasakan untuk selalu mengingat Allah yaitu dengan berdzikir secara istiqomah. Saat diri telah berdzikir secara istiqomah, maka keimanan akan meningkat.

          Sekian dari saya, semoga apa yang saya sampaikan bermanfaat. Mohon maaf bila ada salah kata dan penjelasan. Terimakasih atas perhatiannya.

Wassalamualaikum wr.wb

Karya : Ayla Farin 9.2

Editor : Tim Humas

Tips Menjadi Generasi Muda Yang Mandiri

Di era modernisasi ini para generasi muda sulit untuk bertindak mandiri. Manusia adalah makhluk sosial, tetapi kita sebagai individu juga harus mampu melakukan sesuatu sendiri, sehingga kita tidak mudah bergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas – tugas. Berikut cara menjadi generasi muda yang mandiri :

  1. Memahami diri sendiri

Untuk memahami diri sendiri bissa dimulai dengan mengenal dan mengmati apa yang dilakukan. Dari situ, kita dapat mencari cara serata mulai melakukan sesuatu yang bisa meningkatkan kualitas diri.

2. Berlatih berpikir mandiri

Yang dimaksud adalah berlatih untuk menentukan pilihan sendiri, mencari solusi untuk menyelesaikan masalah sendiri, dan lain – lain.

3. Mengeksplorasi hal baru

Mengekspos hal baru bias dilakukan di waktu  luang. Hal ini bisa mendapatkan wawasan baru untuk melatih rasa mandiri.

4. Lepas dari kendali orang lain

Bebas dari kendali oranglain merupakan salah satu faktor utama yang membuat diri kita mandiri. Dengan terlepasnya kendali orang lain, kita tidak akan bergantung dengan orang lain.

5. Berikan motivasi pada diri sendiri

Jangan menunggu motivasi dari orang lain, mulailah dari diri sendiri. Motivasi diri sangat penting agar kita dapat segera memulai  kebiasaan baik dan mengurangi kebiasaan buruk.

Karya : Razita kichi 7.2
Editor : Tim Humas

Hari Santri Nasional 2022

Hari Santri adalah hari untuk memperingati peran besar kaum kiai dan santri dalam perjuangan melawan penjajahan bangsa asing. Hari santri ditetapkan pada 22 Oktober. Hal ini berawal dari usulan masyarakat pesantren sebagai momentum untuk mengingat, mengenang, dan meneladani kaum santri yang telah berjuang menegakkan kemerdekaan Indonesia. Usulan tersebut pada mulanya menuai polemik, banyak yang setuju, ada pula yang menolaknya. Beragam alasan penolakan muncul, mulai dari kekhawatiran polarisasi, hingga ketakutan akan adanya perpecahan karena ketiadaan pengakuan bagi para selain santri.

Presiden Joko Widodo akhirnya memutuskan untuk menetapkan tgl 22 Oktober sebagai peringatan hari santri, bertepatan dengan resolusi jihad Mbah KH Hasyim pada tanggal 22 Oktober. Itu yang menjadi alasan kenapa Hari Santri Nasional ditetapkan pada tanggal 22 Oktober. Hari santri juga bertujuan untuk mengenang jasa para kiai pendahulu. Sejarah mencatat, para santri bersama dengan pejuang bangsa lainnya memiliki peran besar dalam merebut kembali kedaulatan negara dari kolonialisme bangsa asing. 

Mereka yang berkontribusi dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, atau yang biasa disebut dengan NKRI , antara lain KH Hasyim Asy’ari pendiri ormas Islam Nahdlatul Ulama (NU), KH Ahmad Dahlan dari Muhammadiyah, A Hassan dari Persis, Abdul Rahman dari Matlaul Anwar, Ahmad Soorhati dari Al Irsyad. Belum lagi para perwira atau prajurit Pembela Tanah Air (Peta) yang banyak juga dari kalangan santri.

Dalam sejarah, Mereka ikut merebut Indonesia, membangun Indonesia dan mempertahankan NKRI. Maka pada tanggal 22 oktober ditetapkan sebagai HARI SANTRI NASIONAL sejak 2015 lalu. Pada tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari santri nasional dengan tujuan untuk mengingat kembali jasa dan peran penting para pendahulu kita , dan menjadi refleksi bagi para santri dan bangsa Indonesia untuk mengingat kembali sejarah perjuangan kaum pondok pesantren dalam melawan penjajah.

Santri selalu terlibat aktif dalam setiap fase perjalanan Indonesia. Ketika Indonesia memanggil , santri tidak pernah mengatakan tidak. Santri dengan berbagai latar belakangnya , siap sedia mendarmabaktikan hidupnya untuk bangsa dan negara.

Refleksi ini sangat penting untuk golongan santri, terutama santri modern pada saat ini , refleksi ini bisa menjadi bekal para santri modern untuk selalu memperbaiki diri demi kemajuan bangsa Indonesia. Sebab , santri modern pada saat ini berhadapan dengan situasi yang berat karna adanya perkembangan zaman dan perubahan global yang sangat masif. Alasan dan latar belakang 22 Oktober ditetapkan sebagai hari santri nasional adalah untuk mengingat, menghargai, mengapresiasi peran historis para santri dalam memperjuangkan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Diharapkan golongan santri dan bangsa bisa selalu memperingati Hari santri Nasional untuk mengenang jasa para pendahulu.

Santri pernah berkata bahwa, “Tetaplah menjadi baik, bahkan dimasa yang begitu sulit. Tetaplah terang disaat gelap mulai menyerang,  dan Tetaplah menjadi dirimu sendiri , saat banyak yang mulai berubah demi mengejar kehidupan duniawi.”